Cerita Dewasa - Gairah Tengah Malam

Ditulis oleh: -
Cerita Dewasa - Gairah Tengah Malam - Aku adalah seorang laki laki yang berasal dari keluarga kecil namun bahagia. Aku tinggal bersama keluarga kami dimana ada 4 penghubi rumah kecil kami yang terdiri dari Ayah, ibu, kakak dan aku. Aku sendiri saat ini masih kuliah semester pertama dan kakak perempuanku saat ini sudah hampir kelar kuliahnya. Kakakku bernama Reni, dia orangnya cantik dan anggun. Bahkan tiap lelaki yang memandangnya pasti terpegun akan kecantikan kakakku. Bahkan aku sendiri yang sebagai adik kandungnya pun juga memuji akan kecantikan Kakak Reni.

Kakakku memiliki seorang teman yang juga merupakan sepupu kami anak pamanku yang juga tak kalah cantiknya. Dia satu kelas dengan kakakku Reni di salah satu universitas terkenal di Kota ini dan dia tinggal di rumah kami di Purwokerto. orangtuanya atau pamanku tinggal di Cirebon jadi selama kuliah, kakak sepupu aku, Desy tinggal di rumah orang tuaku. Hubungan kami sudah dekat dan memang seperti saudara kandung karena kak Desy telah menjadi bagian dari keluarga kami.

Aku orangnya juga normal namun saat memandang wajah kakak dan kakak sepupuku aku geram seperti ingin rasanya memeluk dan merangkulnya. Kecantikan dan keayuan mereka membangkitkan ghairah setiap laki laki yang melihatnya. Senyumannya yang manis, badannya yang harum, lenggang lenggoknya yang mempesona menyebabkan aku lupa gadis di hadapanku adalah kakak kandung dan kakak sepupu aku sendiri. Reni Ayunda dan Desy Putricia sentiasa muncul dalam impianku. Betapa bahagianya aku jika bidadari-bidadari ini menjadi milikku.

Satu hari ibu, ayah dan Kak Desy berangkat ke Jogja karena urusan keluarga. Tinggalah aku dan Kak Desy berdua saja di rumah karena memang kak Desy tidak mau ikut. Dari sinilah Cerita Dewasa ini bermula. Ibu dan Ayahku tak pernah merisaukan keadaan kami sebab makan minum kami disediakan oleh Mak Ijah pembantu kami. Cuma saja Mak Ijah ini tidak tinggal bersama kami karena dia akan pulang ke rumahnya pada malam hari selepas menyelesaikan kerja-kerjanya.

Cerita Dewasa - Gairah Tengah Malam


Suatu pagi aku melintas bilik kakak sepupuku. Pintu biliknya terbuka sedikit dan terlihatlah Kak Desy yang hanya mengenakan handuk Kecil karena dia baru saja kelar mandi. Tiba-tiba handphone Kak Desy berdering dan dalam keadaan tergopoh-gopoh mencapai hanphonenya yang terletak di atas rak tempel dan lepaslah handuk yang melilit di tubuhnya. Astaga.... sesosok tubuh yang cantik putih gebu ibarat patung berdiri tanpa sehelai benanpun di hadapanku. Pinggang ramping dan dada yang bengkak sungguh indah. Darah berderau menjalari urat-urat darah sekujur badanku. Badanku terasa panas dingin.

Bayangan Kak Desy tanpa busana ini sentiasa mengganggu fikiranku. Meskipunpun Kak Desy sudah mengenakan pakaian di hadapanku tapi aku rasa mataku seperti menembus pakaiannya dan menampakkan dirinya yang tanpa pakaian. Peristiwa pagi tadi benar-benar membuatkan diriku serba tidak menentu.

Aku terpengaruh dengan godaan iblis dan mulailah Cerita Dewasa ini. Aku mencari jalan bagaimana cara agar bisa memeluk Kak Desi lebih jauh. Aku ingin menikmati pemandangan seperti pagi tadi dan bahkan melakukannya yang lebih terhadap Kak Desy yang cantik bagai model itu. Tiada lagi hubungan kakak adik, yang muncul hanyalah hubungan pria dan wanita.

Kesempatan itu tiba juga. Malam itu aku tinggal berdua dengan Kak Desy. Orangtuaku dan Juga Kak Reni mengunjungi nenek yang sakit di Jogja dan akan tinggal di sana untuk beberapa hari. Selepas makan malam aku dan Kak Desy menonton tv di ruang keluarga. Aku melirik Kak Desy yang sedang duduk di sofa sedang asyik menonton berita perdana. Kak Desy hanya mengenakan baju tidur yang tipis. Kak Desy sungguh cantik malam itu. Keinginan memiliki Kak Desy benar benar tidak tertahankan.

"Kak saya mau buat milo, kakak mau? "Mau," jawab Kak Desy sambil matanya tetap ke arah TV. Aku ke dapur membuat minuman. Dalam gelas kepunyaan Kak Desy aku memasukkan pil tidur kepunyaan ibu yang aku ambil siang tadi. "Kak ini milo kakak," ujarku sambil menghulurkan gelas. "Terima kasih dik," perlahan suara Kak Desy sambil menyambut gelas yang aku berikanr kepadanya. Aku meneguk minumanku dengan tenang. Perasaanku agak gementar menunggu reaksi minuman yang aku sediakan untuk kakakku. Kakak Ria menghirup perlahan-lahan minuman di hadapannya.

Enak sekali minuman yang kamu buat. Bisa buka warung kopi ini, puji Kak Desy. "Kalau hanya warung tepi jalan gak masuk lah kak. Ini minuman taraf lima bintang," jawabku bergurau. 

Selepas beberapa minit aku lihat mata kakakku makin kuyu meski minuman tadi baru setengah gelas yang diminum karena aku masih melihat setengahnya diatas meja dan tak lama kemudian Kak Ria tertidur di sofa. Aku puas kerana obat tidur yang aku masukkan ke dalam minuman kakakku telah bereaksi. Tanpa berlengah aku mengangkat kakak sepupu kesayanganku yang sedang tidur lelap ini ke lantai karena aku ingin lebih leluasa. Tak sabar rasanya aku melancarkan hasratkau malam ini dan bergetarlah semua tubuhku setelah memandah kecantikan kakak sepeupuku yang masih meringkuk di sofa.

Kakak Desy yang terbaring tak berdaya di hadapanku hanya mengenakan baju tidur tipis dan transparan. Kak Desy memang biasa berpakaian begini bila dirumah. Begitu juga Kak Reny. Kerana itu sejak dulu lagi aku geram bila melihat kedua kakakku. Gerakan-gerakan gunung kembar di sebalik baju tidurnya benar-benar menggoda imanku. Lekuk-lekuk tubuhnya jelas terbayang di sebalik baju nipis yang dipakainya. Mungkin Kak Desy tidak terasa apa-apa bila berhadapan dengan aku adiknya.

Kesabaranku sudah tak tertahankan lagi dan dengan perlahan aku mencoba mengangkat tubuh kakak ku ini sambil menahan rasa deg degaan jantung ini. Tanganku mulai mencoba mengankat kaki dan tangan kiriku berada dibagian atas mengangkat bahu dan kepalanga.

Nafsuku kian bergelora melihat tubuh kakakku yang saat ini sedang dalam gendonganku. Senjataku sudah kian tak sabar dan berontak sejak dari tadi. Badan kak Desy memang tidak terlalu berat namun karena aku sendiri tidak pernah angkat berat jadi selama mengendong kak Desy tanganku juga ikut bergetaran. Namun karena hasrat yang sudah tidak tertahankan inilah yang membuat aku berusaha mati matian dan terus berusaha untuk memindahkan Kak Desy ke lantai.

Perjuanganku dalam Cerita Dewasa ini sedikit lagi berhasil karena kak Desy sudah dalam gendonganku dan mulailah aku melangkah untuk memindahkan kak Desy, namun, saat ingin membaringkan kak Desy ke lantai, tanpa aku sadari tangan kak Desy yang terlepas dari dekapanku mengenai Gelas yang dia letakkan di meja tadi dan tumpahlah Milo itu mengenai tepat di wajahnya.

Sontak saja hal itu membuat Kak Desy terbangun dengan kaget dan dia membentak ku. "Dik apa yang kamu lakukan, " dengan gugup aku berusaha menjawab meski.. Maaf kak, aku hanya ingin memindahkan kakak ke Kamar, aku lihat tadi kaka sudah tidur jadi aku ga ingin badan kakak sakit gara gara meringkuk di sofa." Kilahku yang saat itu buyar.

Tapi, ga tahunya badan kakak lumayan berat, jadi tanganku agak gemetaran saat menggendong kakak.." Lanjutku malam itu. "oowww,, lain kali ga usah gendong kakak, bangunin aja ga papa atau biar kakak tiduran dulu di sofa klo emang ga kuat.." Ucap kakakku yang ternyata tidak menaruh curiga sedikitpun terhadap niat yang ingin aku lakukan malam ini.

ya sudah, kaka mandi dulu klo gitu, nih lihat badan dan baju kakak basah semua kena Milo.. Nanti kita lanjutin lagi ngobrolnya.. Keburu dingin ini nanti kakak" Iya kak, pakai air anget aja klo mandi" Ucapku yang mulai lemas karena usahaku kali ini belum berhasil.

Sampil menatap langkah kak Desy menuju belakang, aku masih termenung diam dan bercampur aduk semua perasaanku kali ini. Semua rencana dalam Cerita Dewasa kali ini memang belum berhasil, tapi masih ada hari esok yang tetap akan saya nantikan dan rencana masih terus berjalan.  Readmore..

1 komentar :